Skip to main content

sejarah psikologi pendidikan

 

Get the material by "click me"

Psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa. Peranan ilmu psikologi dalam pendidikan sangatlah penting, sebab dalam bidang pendidikan, seorang pendidik harus mengetahui karakteristik, jiwa, dan kepribadian peserta didiknya. Psikologi merupakan salah satu aspek yang menjadi landasan pendidikan. Psikologi pendidikan menjadi pedoman seorang pendidik untuk mengetahui perilaku dan sikap peserta didiknya. Bab ini akan membahas tentang sejarah perkembangan psikologi pendidikan.

Pada abad pertengahan, psikologi masih merupakan bagian dari ilsafat, sehingga objeknya tetap hakikat jiwa, sementara metodenya masih menggunakan argumentasi logika. Tokoh-tokoh abad pertengahan antara lain Rene Descrates (1596-1650). Psikologi pada saat dipengaruhi oleh ilsafat, seperti Rane Descartes memandang manusia mempunyai dua unsur yang tidak dapat dipisahkan, yaitu jiwa dan raga. Dirgagunarsa (1996:17) menyatakan berbagai pandangan tentang jiwa dan raga dapat digolongkan dalam dua. Pertama pandangan bahwa antara jiwa dan raga (antara aspek isik dan psikis) tidak dapat dibedakan karena merupakan suatu kesatuan. Pandangan ini disebut monism. Kedua padangan bahwa jiwa dan raga pada hakikatnya dapat berdiri sendiri, meskipun disadari
bahwa antara jiwa dan raga merupakan suatu kesatuan. Pandnagan ini
disebut dualism.

Akhir Abad 19 penelitian-penelitian dalam lapangan psikologi pendidikan secara ilmiah sudah semakin maju. Di Eropa, Ebbinghaus mempelajari aspek daya ingatan dalam hubungannya dengan proses pendidikan. Penelitian Ebbinghaus memunculkan teori kurve daya ingatan, yang menggambarkan bahwa kemampuan mengingat mengenai sejumlah objek kesan-kesannya semakin lama semakin berkurang (menurun), akan tetapi tidaklah hilang sama sekali. Pemerintah Prancis
pada awal Abad 20 merasa perlu untuk mengetahui prestasi belajar para pelajar, yang dirasa semakin menurun. Pertanyaannya yang ingin dijawab adalah apakah prestasi belajar itu semata-mata hanya tergantung pada soal rajin dan malasnya si pelajar, ataukah ada faktor kejiwaan atau mental yang ikut memegang peranan.

 

more slide???

Get the material by "click me"


 

Comments

Popular posts from this blog

semantics and semantics features- meeting 3

  In linguistics, semantics refers to the study of meaning in language. Semantic features are characteristics or attributes of words or phrases that contribute to their meaning. These features are often used to describe the meanings of words in a systematic way. For example, consider the word "dog". Some of the semantic features associated with this word might include: animate: the word refers to a living thing quadruped: the word refers to an animal with four legs domesticated: the word refers to an animal that has been tamed and lives with humans canine: the word refers to a type of animal that is closely related to wolves and foxes furry: the word refers to an animal with fur or hair These semantic features help to define the meaning of the word "dog" and distinguish it from other words with similar meanings, such as "cat" or "hamster". By analyzing the semantic features of words, linguists can better understand how meaning is constructed in l...

Pokok-pokok tindakan pertolongan dalam kepramukaan

    Pokok-pokok tindakan pertolongan, Pembalutan & pembidaian, dan Transportasi dalam kepramukaan  Dalam meningkatkan  kwalitas dan keterampilan anggota pramuka, Pokok-pokok tindakan pertolongan, Pembalutan & pembidaian, dan Transportasi dalam kepramukaan harus diketahui, berikut pengetahuan tentang P3K yang dipupuk ke anggota Pramuka dalam meningkatkan Scoting Skil, sebagai berikut : 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman : a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat 2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada...

Langkat Sultanate history-Reading Comprehension

  Sultanate of Langkat The Langkat Sultanate is a kingdom that used to rule in the Langkat Regency, North Sumatra now. The Langkat Sultanate became prosperous because of the opening of rubber plantations and the discovery of oil reserves in Pangkalan Brandan. The Langkat Sultanate is the oldest of the Malay monarchies in East Sumatra. In 1568, in what is now called "Hamparan Perak", a high-ranking "Kingdom of Aru" named Dewa Shahdan managed to save himself from the attack of the Sultanate of Aceh and founded a kingdom. This kingdom became the forerunner of the modern Langkat Sultanate. The name Langkat comes from the name of a tree that resembles a langsat tree. The Langkat tree has fruit that is larger than the langsat fruit but smaller than the duku fruit. It tastes bitter and tart. This tree was once often found on the banks of the Langkat River, namely in the lower reaches of the Batang Serangan River which flows through the city of Tanjung Pura. However, ...