Skip to main content

Faktor-faktor yang memicu tindakan korupsi- meet 3

 

Tindakan korupsi adalah tindakan yang melibatkan penyalahgunaan wewenang atau kekuasaan untuk memperoleh keuntungan pribadi atau keuntungan kelompok, dengan cara melanggar aturan atau norma yang berlaku. Tindakan korupsi biasanya melibatkan penerimaan atau pemberian suap, penggelapan atau pemalsuan dokumen, manipulasi dalam pengadaan barang dan jasa, atau penggunaan dana publik untuk kepentingan pribadi.

Tindakan korupsi merugikan masyarakat dan negara secara langsung maupun tidak langsung, karena dapat mengurangi kualitas pelayanan publik, merusak tata kelola keuangan negara, merugikan kepentingan publik, serta mengurangi kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi publik.

Tindakan korupsi juga dapat menghambat pembangunan ekonomi dan sosial, karena dapat mengurangi daya saing, menurunkan investasi, dan memperlemah sistem ekonomi. Oleh karena itu, pemberantasan korupsi menjadi hal yang sangat penting untuk mencapai kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat secara adil dan berkelanjutan.

Tindakan korupsi bisa dipicu oleh berbagai faktor, di antaranya:

  1. Ketergantungan pada uang: Orang yang memiliki kebutuhan ekonomi yang tinggi dan tidak mempunyai sumber pendapatan yang cukup, cenderung melakukan tindakan korupsi untuk memenuhi kebutuhan finansial mereka.

  2. Tidak adanya sistem pengawasan yang efektif: Sistem pengawasan yang lemah atau tidak ada sama sekali memudahkan terjadinya tindakan korupsi.

  3. Adanya kelemahan dalam aturan hukum: Aturan hukum yang tidak jelas atau mudah dilanggar, memberikan kesempatan kepada oknum untuk melakukan tindakan korupsi.

  4. Budaya yang kurang etis: Budaya yang kurang etis dan kurang menghargai nilai-nilai integritas dan kejujuran, membuat tindakan korupsi menjadi hal yang lumrah dan tidak tercela.

  5. Posisi yang memiliki kekuasaan: Orang yang berada di posisi yang memiliki kekuasaan, seperti pejabat pemerintahan atau pegawai negeri, dapat dengan mudah melakukan tindakan korupsi karena memiliki akses dan kontrol terhadap sumber daya atau kebijakan yang dapat memberikan keuntungan.

  6. Kondisi politik yang tidak stabil: Kondisi politik yang tidak stabil dan konflik berkepanjangan dapat menyebabkan tindakan korupsi dalam sistem pengadaan barang dan jasa atau pembiayaan proyek-proyek pembangunan.

  7. Adanya permintaan dan tekanan dari pihak luar: Oknum yang terlibat dalam korupsi dapat diminta atau ditekan oleh pihak luar seperti pengusaha atau pihak-pihak lainnya yang ingin memperoleh keuntungan dari tindakan korupsi.

Namun demikian, tindakan korupsi juga dapat dihindari jika pemerintah memiliki komitmen yang kuat dalam pemberantasan korupsi, menerapkan hukuman yang tegas bagi pelaku korupsi, serta membangun sistem pengawasan dan aturan yang transparan dan efektif.

more slide???

download by Click me


 

 

Comments

Popular posts from this blog

Introductions to Semantics and Pragmatics - meeting 2

  Semantics and pragmatics are two subfields of linguistics that study the meaning of language. Semantics is concerned with the study of meaning in language at the level of words, phrases, sentences, and texts. It deals with the relationship between words and their meanings, and how words combine to form phrases and sentences that convey meaning. Semantics also investigates the different types of meaning, such as denotation (the literal or dictionary meaning of a word), connotation (the associated or implied meaning of a word), and sense (the specific way a word is used in a particular context). Pragmatics, on the other hand, is concerned with the study of meaning in language in context, and how speakers use language to achieve their communicative goals. It deals with the relationship between language, speakers, and the context of communication, and how speakers use language to convey meaning beyond the literal definition of words. Pragmatics also investigates how context, tone, and ot

pronouns

  Get the material by " click me " A pronoun is a word that is used in place of a noun.   A pronoun can refer to a person, place, thing, or idea.   The word that a pronoun refers to is called the antecedent.   Following Downing (2006:56) pronoun is a a word that takes the place of a noun. There are different kinds of pronouns. 1. Personal Pronoun   Pronouns such as we, I, he, them, and it are called personal pronouns.   Personal pronouns have a variety of forms to indicate different persons, numbers, and cases.   2. Subject Pronoun The subject of a verb does the action of the verb. The personal pronouns I, you, he, she, it, we and they can all be used as the subject of a verb. 3. Object Pronoun An object pronoun is used as a direct object, an indirect object, or an object of a preposition. 4. Possesive Pronoun A possessive pronoun is a personal pronoun used to show ownership or relationship . 5. Reflexive and Intensive pronoun A reflexive pronoun refers to the subject a

Pokok-pokok tindakan pertolongan dalam kepramukaan

    Pokok-pokok tindakan pertolongan, Pembalutan & pembidaian, dan Transportasi dalam kepramukaan  Dalam meningkatkan  kwalitas dan keterampilan anggota pramuka, Pokok-pokok tindakan pertolongan, Pembalutan & pembidaian, dan Transportasi dalam kepramukaan harus diketahui, berikut pengetahuan tentang P3K yang dipupuk ke anggota Pramuka dalam meningkatkan Scoting Skil, sebagai berikut : 1. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK) merupakan salah satu kegiatan kepramukaan yang memberikan bekal peserta didik dalam hal pengalaman : a. Kewajiban diri untuk mengamalkan kode kehoramatan pramuka b. Kepeduliannya terhadap masyarakat/orang lain c. Kepeduliannya terhadap usaha meningkatkan citra Gerakan Pramuka di masyarakat 2. Ketrampilan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan merupakan seperangkat ketrampilan dan pengetahuan kesehatan yang praktis dalam memberikan bantuan pertama kepada orang lain yang sedang mengalami musibah, antara lain pada pasien yang : a.